Rabu, 30 April 2014

Siang Geah Dukung Upaya Pelestarian Kawasan Konservasi di Wehea

Gereja dan Pelestarian Lingkungan

Kabar Paroki (Kamis, 01/05/14)



Siang Geah, salah satu anggota DPRD Kutai Timur terpilih dari Dapil-4 Kecamatan Muara Wehea, Kung Beang, Telen, Batu Ampar, Muara Ancalong, Long Mesangat dan Busang menyampaikan dukungannya kepada upaya pelestarian lingkungan hidup di wilayah Kecamatan Muara Wehea seperti  Hutan Lindung Wehea dan kawasan pelepasliaran Orang Utan oleh RHOI Kaltim.
 
Siang Geah (tengah) dalam sebuah diskusi di Nehas Liah Bing
Menurut Siang Geah, kawasan hutan pada kedua wilayah tersebut merupakan bagian dari hutan tropis tersisa di wilayah Kecamatan Muara Wehea oleh karena itu kita perlu mendukung dalam upaya pelestariannya.

Siang Geah yang sejak tahun 2004 lalu terlibat aktif dalam mendorong dan mendukung pengelolaan hutan lindung Wehea yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Kutai Timur serta Masyarakat Adat Wehea dan The Nature Conservancy.

Pada kesempatan yang sama, Siang Geah juga menyerukan upaya penyelamatan Orang Utan yang saat ini sudah sangat terancam karena habitatnya yang semakin sedikit dan untuk itu, bersama dengan masyarakat Dayak Wehea lainnya yang berada di bantaran Sungai Telen, yaitu Desa Dea Beq, Diaq Lay dan Bea Nehas telah sepakati untuk mendukung langkah kongrit dalam upaya penyelematan kawasan eks-Mugi Triman yang saat ini dikelola oleh PT. RHOI (Reforestasi Hutan untuk Orang Utan Indonesia) berkolaborasi dengan masyarakat adat Wehea dari ketiga desa tersebut. Ini adalah sebuah langkah besar, dan pemerintah juga harus mendukung langkah tersebut, tegas Siang Geah.

Stasi Santo Ignasius Loyolo, di wilayah PT. Gunta Samba Rindukan Gereja

Kabar Paroki

Kamis (01/05/14)


Sebanyak 789 umat Katolik yang terdata dan berada di Stasi Santo Ignasius Loyola dalam areal PT. Gunta Samba di Kecamatan Kung Beang, Kutai Timur, Kaltim hingga saat ini belum memiliki bangunan Gereja sebagai sarana untuk melaksanakan ibadah.

Urbanus Puji, Ketua Stasi St. Ignasius Loyola PT. Gunta Samba, Kong Beng
Menurut Bapak Urbanus Puji, Ketua Stasi Santo Ignasius Loyola, Gunta Samba menuturkan bahwa selama ini pelayanan ibadat sabda ataupun Misa Ekaristi yang biasanya langsung dipimpin oleh para pastor dari Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing harus dilaksanakan di Gereja Eukemene. Hal tersebut terkadang membawa problem tersendiri bagi umat Katolik yang berada di wilayah tersebut dan menurut Ketua Stasi, ini menjadi tantangan tersendiri bagi umat Katolik di wilayah tersebut.
Urbanus Puji bersama Pater Lucius Tumanggor, SVD dan Siang Geah di Pastoran Santa Maria RD Nehas Liah Bing
Sementara itu, menurut Bapak Siang Geah, Sekretaris Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Ratu Damai yang baru terpilih menjadi anggota DPRD Kutai Timur pada pemilu legislative tanggal 9 April 2014 lalu mengungkapkan bahwa sudah selayaknya berdiri Gereja Katolik di wilayah tersebut.

Sudah selayaknya bahwa pihak perusahaan disana untuk dapat memikirkan dan membantu mendirikan sarana ibadah bagi para penganut agama di wilayah tersebut, baik bagi saudara-saudara kaum Muslim, Gereja Protestan dan juga Gereja Katolik bagi umat Katolik, ini adalah hak dasar yang harus dipenuhi dan akan sangat elegan apabila pihak managemen PT. Gunta Samba Group juga dapat memikirkan dan memperhatikan hal tersebut, lanjut Siang Geah.

Urbanus Puji bersama Pater Lucius Tumanggor, SVD dan Siang Geah di Pastoran Santa Maria RD Nehas Liah Bing
Senada dengan Siang Geah, Pater Lucius Tumanggor, SVD, selaku Pastor Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing juga mengungkapkan keprihatinan dari para umat yang tersebar di wilayah PT. Gunta Samba. Kasihan, sebelumnya mereka harus beribadah bergantian dengan saudara-saudara umat Protestan dalam satu tempat yang sama da nada perbedaan dalam tata ibadah bila kita melihatnya secara mendalam, demikian tutur Pater Lucius, SVD.

Berdasarkan data paroki, bahwa umat Stasi St. Ignasius Loyola di PT. Gunta Samba berjumlah 789 jiwa, tetapi ditambahkan Urbanus Puji, bahwa realita yang ada masih terdapat beberapa Afdeling di areal perusahaan yang belum terdata dan diperkirakan apabila setelah selesai proses pendataan umat, diperkirakan jumlah umat stasi tersebut lebih dari 1.000 jiwa.

Dimasa depan, dengan semakin berkembangkanya wilayah Kecamatan Muara Wehea, Kung Beang, Telen dan Batu Ampar, diperkirakan jumlah umat Katolik dalam wilayah paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing akan meningkat pesat dari jumlah saat ini yang berjumlah sekitar 10.000-an jiwa.



Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing, Muara Wehea, Kutai Timur, Kaltim

Bulan Baptis di Pekan Paskah

Kabar Paroki (Kamis, 01/05/14)


Diawali di pusat Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing, Wehea, Kutai Timur, Kaltim, dilaksanakan pembaptisan kepada para baptisan baru pada tanggal 27/04/14 sebanyak 14 orang diantaranya balita, anak-anak, remaja hingga dewasa.

Misa pembaptisan kemudian dilanjutkan di Stasi Santo Markus, Desa Dea Beq, Kecamatan Muara Wehea, Kutai Timur pada tanggal 30 April 2014 bagi 20 baptisan anak-anak serta 3 orang baptisan dewasa yang dengan kesadaran penuh memilih untuk menjadi Katolik dipimpin oleh Pater Lucius Tumanggor, SVD selaku pastor paroki.

Semetara itu, pada Kamis (01/05/14), penerimaan Sakramen Baptis kembali dilaksanakan di Stasi Santo Martinus, Desa Karya Bhakti, Kecamatan Muara Wehea, Kutai Timur yang dipimpin oleh Pater Adi Manek, SVD selaku pastor rekan kepada 15 orang baptisan baru.

Sebelum dilaksanakan penerimaan Sakramen Baptis khususnya di Stasi Santo Markus, Dea Beq, terlebih dahulu dilaksanakan pembekalan akhir oleh Pater Lucius Tumanggor, SVD.

Pelaksanaan penerimaan Sakramen Baptis akan dilaksanakan juga diseluruh stasi yang tersebar pada stasi-stasi yang berada pada empat wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Muara Wehea, Kung Beang (biasa disebut Kong Beng), Telen dan Batu Ampar.


Pasca penerimaan Sakramen Baptis pada periode Juni 2014 akan dilaksanakan Sakramen Pernikahan secara massal kepada umat di stasi-stasi yang akan menikah, demikian seperti dituturkan oleh Pastor Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing.

Senin, 28 April 2014

Berita dari Vatikan

Empat Paus, Sebuah Hari Bersejarah

Dua Paus  di abad ke-20 yang memperbaharui Gereja Katolik, dihormati oleh Paus Fransiksus menjadi santo (orang kudus) pada  Minggu (27/4) di Vatikan.

Kanonisasi mendiang Paus Yohanes XXIII dan mendiang Paus Yohanes Paulus II menyatukan sayap konservatif dan progresif Gereja, sekaligus Paus Fransiskus mengundang Paus Emeritus Benediktus XVI untuk bergabung bersama dia di altar Basilika Santo Petrus, pertama kalinya seorang paus dan seorang paus emeritus merayakan Misa bersama bersejarah di depan umum setelah 2.000 tahun.

Sekitar 800.000 orang – banyak dari mereka adalah warga Polandia, negara asal Paus Yohanes Paulus II – memenuhi Basilika Santo Petrus, jalan-jalan di sekitarnya, dan jembatan di atas Sungai Tiber.

Paus Yohanes XXIII memimpin Gereja Katolik tahun 1958-1963 dan menjadi pahlawan bagi umat Katolik liberal karena ia telah mengadakan Konsili Vatikan II. Konsili itu membawa Gereja ke dalam era modern dengan mengizinkan Misa dirayakan dalam bahasa lokal daripada bahasa Latin dan mendorong dialog yang lebih besar dengan komunitas-komunitas agama lain.

Sementara itu selama seperempat abad kepausannya, Paus Yohanes Paulus II membantu meruntuhkan komunisme dan menyegarkan generasi baru Katolik, pembelaan terhadap ajaran inti Gereja Katolik tentang aborsi, perkawinan dan isu-isu panas lainnya.

Paus Benediktus XVI adalah salah satu kepercayaan mendiang Paus Yohanes Paulus II dan  memimpin Gereja Katolik selama delapan tahun dengan mendalami tradisi. Penggantinya Paus Fransiskus tampaknya paus yang jauh lebih terinspiratif dalam berpastoral, dan gayanya yang sederhana.

Namun, Paus Fransiskus memberi pujian kepada dua santo baru itu dalam homilinya, dengan mengatakan Paus Yohanes telah membiarkan dirinya dituntun oleh Allah untuk menyerukan konsili, dan Paus Yohanes Paulus II fokus pada keluarga. Ini adalah sebuah isu yang Paus Fransiskus telah meminta seluruh umat Katolik untuk berdiskusi.

“Mereka adalah imam, uskup dan paus abad ke-20,” kata Paus Fransiskus, seraya menambahkan, “Mereka hidup melalui peristiwa tragis abad itu, tapi mereka tidak kewalahan. Bagi mereka Tuhan lebih kuat.”

Paus Benediktus menempatkan Paus Yohanes Paulus II pada jalur cepat untuk menjadi beato setelah wafatnya tahun 2005.

Gelar santo untuk mendiang Paus Yohanes XXIII setelah beatifikasinya tahun 2000. Paus Fransiskus memutuskan untuk memasangkan dia dengan mendiang Paus Yohanes II.

Dalam homilinya, Paus Fransiskus memuji mendiang Paus Yohanes karena telah mengadakan Konsili Vatikan II dan mendiang Yohanes Paulus membantu menerapkannya.

“Paus Yohanes XXIII dan Paus Yohanes Paulus II bekerja sama dengan Roh Kudus dalam memperbarui dan memperbarui Gereja,” kata Paus Fransiskus.

Dalam upacara tersebut, Paus Fransiskus mengambil napas dalam-dalam dan berhenti sejenak sebelum mengumumkan penggelaran santo  kedua paus itu  dalam bahasa Latin.

Segera setelah ia mengumumkan dua paus itu menjadi santo, tepuk tangan pecah dari umat yang menghadiri di Basilika Santo Petrus, dan di Polandia lonceng gereja berdentang.

Di Filipina, dimana Paus Yohanes Paulus II mengunjungi tahun 1995 dengan menarik 4 juta umat untuk Misa, umat Katolik Filipina menyaksikan kanonisasi tersebut melalui TV dan bergabung dengan perayaan lokal, termasuk parade anak-anak pinggiran berpakaian seperti Paus.

Raja, ratu, presiden, dan perdana menteri dari lebih dari 90 negara menghadiri acara itu. Sekitar 20 pemimpin Yahudi dari Amerika Serikat, Israel, Italia, Argentina dan Polandia juga mengambil bagian, sebagai penghargaan mereka atas langkah besar yang dibuat dalam hubungan Katolik-Yahudi di bawah Paus Yohanes XXIII, Paus Yohanes Paulus II dan penerus mereka merayakan kanonisasi mereka.

Selama Misa, Paus Emeritus Benediktus duduk di samping altar bersama para kardinal, meskipun ia mendapat tempat kehormatan.

Paus emeritus, yang tiba di basilika dan disambut sorak-sorai serta tepuk tangan, mengenakan jubah putih dan mitra putih ‘seperti kardinal lainnya.


Sumber: UCA News

Rencana Pembangunan di Gereja Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing, Wehea, Kutai Timur, Kaltim

Penghijauan Kawasan Gereja Santa Maria Ratu Damai



Pater Thomas Sudarmoko, SVD, semasa bertugas di Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing mengungkapkan harapannya bahwa dalam 5 tahun mendatang kawasan gersang ini harus bisa berubah dan dipenuhi oleh pepohonan hijau.

Oleh karena itu, sejak tahun 2013 telah dilakukan penanaman berbagai jenis pohon di kawasan seluas kurang lebih 2 hektar di areal Gereja Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing, Wehea, Kutai Timur, Kaltim.

Lahan yang dahulunya gersang pada saat ini telah ditanami dengan berbagai jenis bibit pohon, baik buah-buahan maupun tanaman hutan. Khusus untuk hal tersebut, oleh Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santa Maria Ratu Damai melalui Rapat Pleno Tahun 2014 menunjuk saudara Chris Djoka yang pernah pekerja di The Nature Conservancy (TNC) untuk membantu merealisasikan hal tersebut.

Oleh karena itu, untuk merealisasikan hal tersebut telah dilakukan pembagian areal khusus, baik untuk tanaman buah-buahan ataupun tanaman hutan serta untuk taman. Menurut Chris Djoka, pada bagian halaman depan yang menjadi beranda gereja akan dilengkapi dengan sebuah taman serta menara Patung Bunda Maria yang merupakan sumbangan dari seorang donatur termasuk pada sisi kiri dan kanan depan gereja, sementara pada sisi dekat batas daerah parkiran kendaraan roda-4 akan difokuskan untuk tanaman buah-buahan serta beberapa jenis tanaman hutan, sedangkan pada bagian belakang akan ditanami beberapa jenis pohon endemik Kalimantan seperti Kapur, Meranti, Ulin, dan lain-lain.


Selain itu, kita juga akan melakukan penghijauan pada jalur jalan dari Kampung Nehas Liah Bing maupun dari Jalan Poros Wehea serta Jalan Paroki dan kita berharap sekian tahun kedepan kondisi yang gersang ini dapat kita ubah menjadi hijau atau semacam hutan kecil.

Rencana Pembangunan di Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing, Wehea, Kaltim

Kabar Paroki

Rabu (29/04/14)


Sesuai dengan hasil Pleno Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Ratu Damai telah disepakati beberapa rencana pembangunan pada tahun 2014 baik yang bersifat fisik maupun non-fisik.

Khusus untuk pembangunan fisik di pusat paroki telah direncanakan sejak tahun 2013 diantaranya adalah pembangunan rumah tamu serta dapur pastoran, pembangunan kantor paroki dan secretariat KOMKA Paroki serta kamar Koster serta teras pastoran, pembangunan taman dan merara Patung Bunda Maria serta pembangunan Pos Jaga di depan gereja paroki.

Sementara itu, pada beberapa stasi juga direncanakan hal serupa diantaranya adalah finishing pembangunan Gereja Stasi di Desa Makmur Jaya (SP-3), Pembangunan (lanjutan) Gereja Stasi Fransiskus Assisi di Desa Suka Maju (SP-5) serta Gereja Stasi di Desa Karya Bhakti (SP-1).

Menurut Pater Lucius Tumanggor, SVD, bahwa seluruh rencana tersebut datang dari kebutuhan dan harus segera dilaksanakan mulai tahun 2014 ini. Senada dengan Pater Lucius, SVD, Siang Geah, Sekretaris Dewan Pastoral Paroki menuturkan bahwa untuk merealisasikan berbagai rencana tersebut tentunya perlu dukungan seluruh umat agar apa yang kita rencanakan secara bertahap dapat dilaksanakan.


Chris Djoka, salah satu volunteer di Paroki Santa Maria Ratu Damai menuturkan bahwa direncanakan proses pembangunan akan segera dimulai pada periode Mei 2014 akan dan pada saat ini, khusus untuk pembangunan teras dan kantor paroki telah selesai proses penyusunan RAB-nya, sementara untuk taman di depan gereja telah ada RAB termasuk disain gambarnya dan tinggal tunggu pelaksanaannya sambil mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh umat termasuk para pihak lainnya, baik secara perorangan atau kelompok untuk dapat terlibat mensukseskan rencana tersebut.

Pembaptisan di Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing, Wehea, Kutai Timur, Kaltim

Kabar Paroki

Rabu (29/4/14)


Bersamaan dengan Pesta Kerahiman Ilahi pada Minggu Pekan Paskah Ke-2, dilaksanakan pembaptisan kepada 14 orang baptisan baru dari balita, anak-anak, remaja hingga orang dewasa.

Pembaptisan oleh Pater Lucius Tumanggor, SVD
Dalam Misa yang dipimpin langsung oleh Pastor Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing, Pater Lucius Tumanggor, SVD tersebut juga turut dimeriahkan oleh Koor dari siswa/i SMP Negeri-1 Kung Beang.
para orang tua dan calon baptis
Sebelum pembatisan para orang tua baptisan baru mengikuti masa persiapan dan pembekalan yang dipimpin oleh Suster Caroline, SSpS dan dilaksanakan di pusat paroki.
dirigen koor dari SMPN-1 Kung Beang
Sementara itu, Pater Lucius Tumanggor, SVD, mengungkapkan bahwa masih banyak anak-anak hingga remaja dalam wilayah paroki yang belum dibaptis, oleh karena itu pastor paroki menghimbau kepada seluruh umat untuk saling mengingatkan agar segera dibaptis.

Dalam Balutan Budaya Tradisional

Seperti pada perayaan-perayaan sebelumnya, pada Misa Pekan Paskah kedua yang bersamaan dengan pembaptisan baru sangat kental akan suasana budaya tradisional, dan hal ini terlihat dari seluruh orang tua baptisan maupun para saksi baptisan mengenakan pakaian tradisional dari masing-masing daerah diantaranya dari Flores (Ende, Bajawa dan Manggarai) serta dari Sumatra Utara (Batak), Toraja dan Dayak (Wehea).

Sr. Caroline bersama anggota Koor SMPN-1 Kung Beang
Selain para orang tua dan saksi baptisan baru, seluruh anggota koor dari SMP Negeri-1 Kung Beang pun tidak ketinggalan untuk menampilkan akar budaya dari masing-masing daerah asal mereka dengan mengenakan pakaian tradisional.
orang tua dan wali baptis dalam balutan pakaian tradisional ende & dayak
Terkait dengan hal tersebut, Pater Lucius Tumanggor, SVD, mengungkapkan bahwa sesuai dengan himbauan yang telah disampaikan agar hal tersebut dapat terus dipertahankan, baik pada saat penerimaan sakramen baptis, komuni, maupun pada sakramen pernikahan ditekankan untuk mengenakan busana tradisional.

suasana perayaan misa
Hal tersebut sangat penting sekaligus menyesuaikan dengan karakteristik paroki yang merupakan paroki migran dimana terdapat begitu banyak umat yang datang dari berbagai daerah di Indonesia agar mereka tidak lupa dengan akar serta dari mana asal mereka. Ini penting karena dengan demikian sebagai upaya pelestarian terhadap budaya mereka dan bagi pembuatnya di tempat asal mereka juga dapat terus berkarya karena hasil karya seni mereka juga dibutuhkan diperantauan, tutur Pater Lucius, SVD.

Sabtu, 26 April 2014

flores_borneo: Puncak Jelang Lom Plai di Desa Diaq Lay, Wehea, Ku...

flores_borneo: Puncak Jelang Lom Plai di Desa Diaq Lay, Wehea, Ku...: RATUSAN PENARI MERIAHKAN MALAM EMBOB JENGEA Kabar Wehea, Sabtu (26/04/14) Pukulan gong dan tetabuhan tewung terdengar bertaluh-ta...

flores_borneo: Desa Diaq Lay Selenggarakan Puncak Lom Plai Gabung...

flores_borneo: Desa Diaq Lay Selenggarakan Puncak Lom Plai Gabung...: Meriahnya Malam Jelang Puncak Lom Plai di Desa Diaq Lay Kabar Wehea (25/04/14) Bertempat di rumah Bapak Yunta yang juga Kepala ...

flores_borneo: Desa Diaq Lay Selenggarakan Puncak Lom Plai Gabung...

flores_borneo: Desa Diaq Lay Selenggarakan Puncak Lom Plai Gabung...: Meriahnya Malam Jelang Puncak Lom Plai di Desa Diaq Lay Kabar Wehea (25/04/14) Bertempat di rumah Bapak Yunta yang juga Kepala ...

flores_borneo: Parade Foto Puncak Lom Plai 2014 di Desa Diaq Lay

flores_borneo: Parade Foto Puncak Lom Plai 2014 di Desa Diaq Lay: Kabar Wehea Sabtu (26/04/14) Puncak ritual adat pesta panen padi atau Lom Plai gabungan enam desa Dayak Wehea berlangsung meria...

Minggu, 13 April 2014

Rencana Pembangunan dan Persiapan Pekan Suci Tahun 2014 di Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing

Kabar Paroki

Minggu (13/04/14)


Sesuai dengan hasil Sidang Pleno Tahunan Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Ratu Damai, terdapat beberapa program pembangunan yang direncanakan untuk dilaksanakan pada tahun 2014 selain peningkatan pelayanan Karya Pastoral seperti yang telah dilaksanakan selama ini.
 
Gereja Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing_Wehea_Kutai Timur
Menurut Siang Geah, seperti yang disampaikan dalam warta paroki pada minggu (13/04/14) mengungkapkan bahwa bahwa pada tahun 2014 terdapat beberapa rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, antara lain pembangunan taman gereja yang akan dilengkapi dengan menara patung Bunda Maria, pembangunan teras pastoran dan gedung secretariat paroki serta pembangunan rumah singgah dan dapur pastoran.

Rencana Disain Taman Gereja Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Terkait dengan rencana tersebut, Siang Geah selaku Sekretaris Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing juga menyerukan dan menghimbau seluruh umat agar dapat terlibat dalam merealisasikan rencana tersebut karena tentunya rencana tersebut memiliki konsekwensi berupa kebutuhan pendanaan yang cukup besar, oleh karena itu, kita mengharapkan seluruh umat untuk dapat teribat, pungkas Siang Geah.

Gereja Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing

Persiapan Pekan Suci

Sementara itu, seusai Perayaan Misa Minggu Palma untuk menyambut Pekan Suci, seluruh pengurus Dewan Pastoral Stasi beserta beberapa tokoh umat Katolik yang ada melaksanakan pertemuan persiapan untuk pelaksanaan pecan suci, yaitu Misa Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah dan Paskah.

Gereja Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Seperti dalam seruan Pastor Paroki, bahwa pecan suci tahun 2014 memang sengaja tidak dibentuk kepanitiaan, tetapi menyerukan keterlibatan seluruh stasi untuk kelancaran pelaksanaan Pekan Suci Tahun 2014. Mengapa? Karena dengan model seperti ini, seluruh umat harus merasa memiliki tanggung jawab, baik dalam kegiatan persiapan, pelaksanaan hingga selesainya masa Pekan Suci. Jadi kita meminta tanggung jawab seluruh umat untuk hal tersebut, demikian ungkap Pater Lucius Tumanggor, SVD.
Perarakan menuju Gereja dalam Misa Minggu Palma (Palm Sunday)
Dalam pertemuan tersebut telah disepakati untuk melibatkan seluruh stasi dalam proses persiapan pelaksanaan pecan suci, termasuk kegiatan gotong-royong yang akan dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu (tanggal 15 & 16 April 2014).
Semoga semua rencana tersebut serta persiapan untuk menyambut Pekan Suci Tahun 2014 dapat berjalan lancar…….




Sabtu, 12 April 2014

Minggu Palma di Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing

Meriah, Misa Minggu Palma di Nehas Liah  Bing

Minggu (13/04/14)


Ribuan umat Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wehea, Kabupaten Kutai Timur menghadiri perayaan Misa Minggu Palma.
Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Sejak pagi hari, umat sudah mulai berdatangan dari berbagai stasi yang tersebar dalam wilayah Paroki St. Maria Ratu Damai termasuk dari beberapa stasi yang jauh seperti stasi St. Johanes Paulus II di Gunta Samba dan Sungai Elang.
Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Perayan Misa dimulai dengan mengambil start perarakan di Biara Sanctissima Trinitas yang berjarak sekitar 150-an meter dari gereja.

Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Misa dipimpin langsung oleh Pastor Paroki, Pater Lucius Tumanggor, SVD dan dimulai dengan pemberkatan daun palma yang kemudian dibagikan kepada seluruh umat yang hadir dan kemudian melakukan perarakan menuju gereja paroki untuk mengikuti Misa Ekaristi.
Gereja Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing_Wehea


Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing

Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing

Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing

Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Minggu Palma di Paroki St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Sementara Pastor Rekan, Pater Adi Manek, SVD, dan Frater Arcy melaksanakan tourney ke Stasi Santa Maria Ratu Damai di Desa Long Segar, Kecamatan Telen.
Suster Inez, SSpS
Antusiasme umat yang hadir untuk bersama merayakan minggu palma tersebut ternyata tidak tertampung dalam gereja yang berkapasitas 1.500 orang tersebut, sehingga banyak umat yang terpaksa harus berdiri baik didalam gereja maupun diluar gereja.

Add caption
Pater Lucius Tumanggor, SVD, dalam homilinya menyerukan kepada seluruh umat untuk menyiapkan diri menyambut Pekan Suci serta mengajak seluruh umat untuk secara bersama berjuang bersama gereja.

flores_borneo: TK SD Eksperimental Mangunan Yogyakarta

flores_borneo: TK SD Eksperimental Mangunan Yogyakarta: TK SD Kanisius Eksperimental Mangunan: Sekolah di Tengah Hidup Sehari-hari oleh: Alex Japalatu Rabu, 12 Maret 2014 15:07 WIB jend...

flores_borneo: Pemilu Legislatif di WEHEA

flores_borneo: Pemilu Legislatif di WEHEA: Kabar WEHEA Rabu (09/04/14) Tepat pukul 6.30 wita, semua petugas yang tersebar pada beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Des...

flores_borneo: Sehari Jelang Lom Plai di Nehas Liah Bing, Wehea, ...

flores_borneo: Sehari Jelang Lom Plai di Nehas Liah Bing, Wehea, ...: Naq Jengea, Persiapan Menuju Puncak Lom Plai Kabar Wehea, Jumat (11/04/14) Untaian janur terumbai berayun-ayun ditiup angina tepat ...

flores_borneo: Pemilu di WEHEA

flores_borneo: Pemilu di WEHEA: Menyedihkan, Banyak Suara Wehea Lari ke Caleg Luar Kabar Wehea, Jumat (11/04/14) Pemilu Legislatif pada Rabu (09/04/14) telah usa...

flores_borneo: Mengenangmu Booq Kenyooq

flores_borneo: Mengenangmu Booq Kenyooq: Kabar Wehea Kamis, 12/04/14 Hari ini, tepat setahun lebih 11 hari engkau telah pergi meninggalkan komunitasmu untuk selamanya. Ha...

flores_borneo: Anak-Anak Wehea dalam Puncak Lom Plai Suku Dayak W...

flores_borneo: Anak-Anak Wehea dalam Puncak Lom Plai Suku Dayak W...: Kabar Wehea Sabtu (12/04/12) Mereka hanya berempat sore itu, tiba lebih awal dari yang lainnya, sebuah contoh yang coba ditunjuka...

flores_borneo: Anak-Anak Wehea dalam Puncak Lom Plai Suku Dayak W...

flores_borneo: Anak-Anak Wehea dalam Puncak Lom Plai Suku Dayak W...: Kabar Wehea Sabtu (12/04/12) Mereka hanya berempat sore itu, tiba lebih awal dari yang lainnya, sebuah contoh yang coba ditunjuka...

flores_borneo: Mama Tipung.....Potret Kesetiaan Akan Tradisi........

flores_borneo: Mama Tipung.....Potret Kesetiaan Akan Tradisi........: Kabar Wehea Sabtu (12/04/14) Dalam balutan pakaian tradisional Suku Dayak Wehea, dia terlihat agak kurus kali ini. Wajah tirusnya...

flores_borneo: Mama Tipung.....Potret Kesetiaan Akan Tradisi........

flores_borneo: Mama Tipung.....Potret Kesetiaan Akan Tradisi........: Kabar Wehea Sabtu (12/04/14) Dalam balutan pakaian tradisional Suku Dayak Wehea, dia terlihat agak kurus kali ini. Wajah tirusnya...

flores_borneo: Tari Hudoq dalam Tradisi Suku Dayak Wehea

flores_borneo: Tari Hudoq dalam Tradisi Suku Dayak Wehea: Kabar Wehea Sabtu (12/04/14) Sebuah Tanya muncul dari seorang pengunjung yang kebetulan sore itu “menikmati” sajian tradisi dari ...