Pendidikan Berkualitas, Sebuah
Harapan atau Mimpi?
Sebuah Catatan Perjuangan Para
Pastor dan Suster SSpS di Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Kabar
Paroki (16/11/14)
Setelah
sekian lama, akhirnya TK St. Arnoldus Jansen
dapat berdiri di wilayah Paroki Santa Maria
Ratu Damai Nehas Liah Bing. Sebuah pengorbanan dan perjuangan tanpa lelah
akhirnya terwujud seiring sebuah hasil Keputusan dalam Pleno DPP pada awal
Januari 2013 lalu. Pastor Thomas Sudarmoko selaku Pastor Paroki kala itu
didampingi oleh Pastor Rekan, Pater Lucius Tumanggor, SVD, akhirnya menyetujui sebuah usulan agar
segera ada aksi untuk mewujudnyatakan mimpi membangun sekolah Katolik di
wilayah Paroki ini.
Sebuah
perjuangan itu akhirnya berujung manis, seiring kedatangan para Suster SSpS
untuk berkarya dalam wilayah Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing.
Gunakan
dulu gedung Gereja yang lama dan nanti dibuat sekat sebelum adanya gedung baru
agar persekolahan Katolik dapat segera dimulai. Suster Hermine Beding yang kala itu menghadiri Pleno Dewan Pastoral
Paroki sempat menitikan akir mata kala mendengar keputusan itu. Tuhan telah
mengabulkan permohonan kita semua, tandasnya pelan.
Kini,
sebuah taman kanak-kanak bernama TK. Santo Arnoldus Jansen telah berdiri
walaupun masih mengggunakan gedung sementara dengan menggunakan gedung gereja
yang lama. Sebuah perjuangan itu berbuah manis dengan tingginya minat
masyarakat untuk memasukan anaknya di TK tersebut.
Sebuah
awal bagus sekaligus tangga pertama telah dilalui. Kini, sebuah tantangan
menanti. Akankah anak-anak tersebut hanya akan berakhir di TK saja, dan mengapa
tidak kita pikirkan sekalian untuk Sekolah Dasar-nya? Sebuah pertanyaan yang
terus menerus menggelayut itu terus membuncah saat Pastor Paroki, Pater Lucius
Tumanggor SVD bersama para suster SSpS kemudian mulai mendorong hal tersebut.
Sebuah
Visi masa depan akan sebuah persekolahan Katolik langsung bergaung kencang yang
kemudian diikuti oleh sebuah pertemuan antara para relawan, Pastor Lucius
Tumanggor dan Pastor Adi Manek, SVD untuk membahas rencana tersebut. Sebuah
gagasan untuk membuat master plan sederhana langsung dilakukan. Lahan seluas
2,8 Hektar yang berintegrasi langsung dengan Biara Sanctisima Trinitas Nehas
Liah Bing sangat representatif untuk dikembangkan dalam jangka panjang.
Biara
Susteran SSpS, PG/TK dan SD akan terintegrasi dalam sebuah bentang lahan dan
dalam sebuah kompleks yang sama. Kita butuh segera untuk dilakukan Land Clearing
sekaligus pematangan lahan dan jika tidak ada halangan, maka awal tahun 2015
akan menjadi titik krusial, rencana kompleks persekolahan Katolik tersebut
dapat terealisasi atau tidak. Disinilah letak tantangannya.
Sebagai
umat beriman, kita tentu tetap bersandar kepada Tuhan dan selalu berdoa agar
semua niat tulus ini dapat terealisasi dimasa depan.
Tantangan
lainnya tentu yang lebih utama. Lahan tersedia, potensi siswa sangat besar,
sistem pengajaran kelak juga tidak ada masalah, tetapi yang terus menjadi
pertanyaan adalah bagaimana dengan pendanaannya? Sekolah Katolik bukanlah
seperti sekolah negeri pemerintah yang setiap tahunnya mendapatkan asupan dana
luar biasa.
Tetapi
dengan sebuah semangat untuk terus maju, disamping sebuah tujuan mulia bahwa
Gereja Katolik juga harus dapat mengambil peran dalam upaya membangun
perubahan, khususnya pada bidang pendidikan.
Semangat
yang luar biasa yang ditunjukan oleh para Suster SSpS dan juga Pater Lucius
Tumanggor dan Pater Adi Manek untuk secara bersama mewujudkan rencana tersebut
patut mendapatkan apresiasi yang mendalam dari seluruh umat. Mengapa? Disaat
kualitas pendidikan di wilayah ini masih sangat rendah, dengan semangat luar
biasa mereka terus berjuang dengan caranya untuk meyakinkan berbagai pihak agar
dapat terlibat untuk mendukung rencana tersebut.
Hadirnya
Pendidikan Menengah di Wilayah paroki: Menuju Visi 2020
Keresahan
akan rendahnya kualitas sumberdaya manusia di dalam wilayah paroki ternyata
juga terus menjadi perhatian gereja juga para pastor yang bertugas di wilayah
paroki ini.
Berbagai
hasil penelitian dari para pihak pun telah pula disampaikan dihadapan para
pastor, bahwa gereja juga harus bisa menjawab hal tersebut.
Menyikapi
hal tersebut, Pater Lucius Tumanggor, SVD, dengan penuh semangat berupaya untuk
meyakinkan berbagai pihak bahwa keberadaan sekolah Katolik termasuk untuk
tingkat menengah (SMP dan SMA) sangat dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah
ini. Beberapa kali dalam berbagai kesempatan, Pastor Paroki berupaya untuk
meyakinkan beberapa Yayasan Pendidikan Katolik agar dapat melirik wilayah ini.
Mengapa? Karena ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab gereja untuk dapat
berperan dalam memajukan SDM masyarakat di wilayah ini.
Sebuah
kabar menarik datang pada periode Oktober 2014. Sebuah komunitas Suster FJJM
Sumatera tertarik untuk datang melaksanakan assessment awal ke Paroki Santa
Maria Ratu Damai.
Prosespun
segera dimulai. Berbagai berkas disiapkan oleh Pater Lucius Tumanggor, SVD, dan
akhirnya disepakati bahwa Keuskupan Agung Samarinda, Kalimantan Timur, melalui
Administrator Uskup Agung Samarinda akan menyurati Kongregasi FJJM agar dapat
datang ke Paroki Santa Maria Ratu Damai.
Sebuah
niat tulus tersebut tentulah membutuhkan semangat dan kerja keras serta doa.
Bahwa langkah-langkah strategis telah dilakukan. Fondasi awal telah diletakan,
kita percaya, bahwa jika ketulusan niat ini terus dijaga dan digelorakan,
harapan akan lahirnya persekolahan Katolik di wilayah ini tentu tidak akan
menjadi belaka.
Oleh
karena itu, sudah selayaknya kita semua mendukung langkah kongkrit yang telah
dilakukan oleh para pastor serta para suster yang berkarya dalam Paroki Santa
Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing dan sebuah pesan penting seyogyanya kami
sampaikan, bahwa para pastor, para suster "tidak tidur". Karena
mereka telah berjuang dengan caranya sendiri dan hendaklah kita mendukung dan
mendoakan agar kelak semua rencana tersebut dapat terwujud. Semoga............
(adm).