JALAN
HIDUP & RAHASIA KEBERHASILAN
Arnoldus Janssen dilahirkan pada 5 November
1837 di Goch, dataran rendah sungai Rhein. Ayahnya bernama Gerhard Janssen dan
ibunya Anna Katharina Wellesen. Allah mengaruniakan pasangan itu sebelas anak,
tiga diantaranya meninggal dalam usia kanak-kanak. Dari tujuh anak bersaudara
bersama dengan Arnoldus, lima saudara dan dua saudari, yang menikah adalah
saudarinya tertua yakni Margaretha dan saudara-saudaranya Gerhard, Peter dan
Theodor. Hanya Peter tidak mempunyai anak. Seorang saudaranya yang lain,
Wilhelm, menjadi bruder dalam ordo Kapusin dengan nama Juniperus. Saudaranya
yang bungsu, bernama Yohanes, lahir pada 15.10.1853, enam belas tahun lebih
muda dari Arnoldus. Dia disuruh Arnoldus supaya belajar. Sebagai diakon dia
bergabung dengan Arnoldus ketika dia baru saja mendirikan Rumah Misi. Kemudian
Yohanes menjadi imam dan menjadi seorang pembantu yang sangat penting bagi
Arnoldus, tapi sudah meninggal pad 1898 dalam usia 44 tahun.
Sesudah tiga tahun di sekolah rakyat
(1844-1847) dan sesudah satu tahun persiapan pada sebuah sekolah rektorat kecil
yang baru saja dibuka di Goch, Arnoldus diterima pada gymnasium keuskupan di
Gaesdonck pada perbatasan Belanda dekat Goch. Sebagai siswa ekstern dia
menamatkan SMA di Münster pada 1855. Meskipun dia sudah berpikir untuk menjadi
imam, - waktu itu umurnya 18 tahun - dia lalu belajar, mengikuti keinginannya,
mula-mula matematika dan pengetahuan alam di Münster (1855-1857) dan di Bonn
(1857-1859) lalu dia dapat menyelesaikan pelajaran-pelajaran ini dengan
memperoleh wewenang mengajar untuk semua vak pada gymnasium. Dalam musim panas
1859 dia mulai dengan studi teologi, yang dilanjutkannya di Münster dalam musim
gugur 1859. Pada tanggal 15 Agustus 1861 dia menerima tahbisan imam dalam
Katedral di Münster.
Sesuai dengan latar belakang pendidikannya,
imam muda Janssen ditunjuk oleh Uskupnya sebagai pengajar pada Höheren
Bürgerschule di Bocholt (Westfalen). Di situ dia bertugas selama 12 tahun
sebagai pengajar matematika dan ilmu pengetahuan alam, sekaligus memberikan
pelayanan pastoral dalam paroki St. Georg di kota itu. Sejak 1865 dia mulai
giat untuk "Kerasulan Doa", mula-mula sebagai "promotor",
kemudian sejak 1869 sebagai direktur diosesan dalam keuskupan Münster. Untuk
anggota-anggota perhimpunan doa itu dia menyusun sebuah "Buku kecil untuk
penerimaan anggota Kerasulan Doa" dan sebuah "Pedoman kecil untuk Doa
Bersama" yang disebarluaskannya sendiri dengan giat. Untuk bisa lebih
bebas melayani kegiatan apostolis sebagai imam yang sudah dimulainya itu, dia
minta supaya dibebastugaskan sebagai pengajar di Bocholt pada 1873, lalu dia
menjadi kaplan untuk suster-suster Ursulin di Kempen. Mulai Januari 1874 dia
menerbitkan sebuah majalah populer dengan nama "Kleiner
Herz-Jesu-Bote" (Utusan Kecil Hati Yesus), dengan maksud mencari pelanggan
untuk membantu Misi "intern", yakni di tanah airnya dan terutama
untuk membantu Misi "ekstern" yakni Misi di antara orang kafir. Tidak
lama kemudian dia sudah menguraikan dalam majalahnya tentang perlunya
mendirikan sebuah Rumah Misi di Jerman untuk mendidik misionaris-misionaris.
Dalam bulan Mei 1874 Arnoldus Janssen
bertemu dengan Mgr. Raimondi, peserta pendiri seminari Misi di Milano, Prefek
Apostolik dan tidak lama kemudian Uskup di Hongkong, yang kebetulan menjadi
tamu pastor Ludwig von Essen di Neuwerk dekat Mönchengladbach. Atas desakan
Uskup Raimondi, bahwa jika tidak ada seorang yang mau bertindak, maka hendaknya
Janssen sendiri mendirikan Rumah Misi yang diperlukan itu. Dan akhirnya, pada
tanggal 8 September 1875, bertempat di Steyl, dalam distrik Tegelen, Belanda,
Arnoldus Janssen membuka Rumah Misi "St. Mikhael", yang menjadi Rumah
Induk "Serikat Sabda Allah".
Kendati permulaan yang sangat sederhana dan
kendati serba kesulitan intern selama setengah tahun pertama, tanpa
disangka-sangka telah mulailah perkembangan Rumah Misi dan Serikat Misi. Tahun
demi tahun dapat didirikan bangunan yang baru. Jumlah siswa dan calon bruder
senantiasa bertambah demikian rupa, sehingga rumah itu pada 1900 sudah
menampung sekitar 650 orang, yaitu sekitar 45 imam, 290 bruder dan novis bruder
dan hampir 320 siswa. Dalam sebuah percetakan milik sendiri diterbitkan
mula-mula hanya "Der Kleine Herz-Jesu-Bote", tapi sejak 1878 juga majalah
bulanan "Stadt Gottes" dan sejak 1880 "St.
Michaelskalender". Dalam musim gugur 1877 dimulai dengan suatu gerakan
khalwat, yang dari tahun ke ahun menarik ratusan, bahkan ribuan imam dan awam,
pria dan wanita untuk mengikuti hari-hari retret dalam Rumah Misi dan dengan
demikian memperkenalkannya dalam lingkungan-lingkungan lebih luas. Tapi Rumah
Misi itu terlebih lagi diperkenalkan lewat majalah-majalah, yang mencapai oplah
yang tinggi. Pada saat kematian Pendiri (1909), "Der Kleine Herz-Jesu-Bote"
(kemudian menjadi "Steyler Missionsbote") mempunyai 41.000 pelanggan,
"Stadt Gottes" 220.000, "St. Michaelskalender" malahan
655.000, di samping itu edisi Belanda dengan oplah 48.000. Lebih dari 63.600
orang, baik pria maupun wanita telah ambil bagian pada 592 retret di Rumah
Misi.
Sejak 1888 telah dibuka cabang-cabang
Serikat lebih lanjut: di Roma (St. Rafael), Mödling dekat Wina (St. Gabriel),
Neisse, Slesia (Heiligkreuz), di Saarland (St. Wendel), Bischofshofen, Salzburg
(St. Rupert), dan akhirnya dalam musim panas 1908 diambil keputusan untuk
membuka Rumah Misi yang pertama di Amerika Serikat: St. Mary's di Techny dekat
Chicago. Masih dalam hidupnya Arnoldus Janssen telah mengambil alih
daerah-daerah Misi dan wilayah-wilayah karya di semua benua. Dia sendiri dapat
mengutus lebih dari 800 misionaris (333 imam, 187 bruder, 301 suster) ke: Cina
(Shantung Selatan), Togo, Papua Nugini, Jepang, Argentina, Brasilia, Chile dan
Paraguay, ke Amerika Utara, juga untuk karya Misi di antara orang-orang Negro
yang sangat terlantar di negara-negara selatan. Perundingan-perundingan
mengenai kegiatan di Filipina hampir diakhiri, sehingga pada 1909
misionaris-misionaris dari Steyl bisa datang ke pulau-pulau ini.
Sejak mula Arnoldus Janssen sudah memahami
pentingnya keterlibatan suster-suster dalam kegiatan Misi, tapi baru pada 1889
dia mendirikan serikat suster-suster "Abdi-abdi Roh Kudus", yang
berkembang demikian pesat, sehingga pada 1909 sudah ada sejumlah 450 suster
Misi yang berkaul, 80 novis dan 30 postulan. Di Argentina, Togo, Papua Nugini,
USA, Brasilia, Shantung Selatan (Cina) dan Jepang suster-suster SSpS sudah
bekerja di samping para imam dan bruder. Pada waktu mendirikan kongregasi
suster-suster Misi sudah dipikirkan mengenai satu cabang untuk suster-suster Adorasi
Abadi yang dibentuk pada 1896 dan telah berkembang sebagai satu kongregasi
tersendiri yakni suster-suster "Abdi-abdi Roh Kudus dari Adorasi
Abadi". Pada 1909 jumlah mereka 30 suster, termasuk novis-novis dan
postulan-postulan.
Karya yang dibangun dan dikembangkn oleh
Arnoldus Janssen, dipimpinnya juga dengan seluruh tenaga pribadinya sampai
dengan penyakit pitam yang dideritanya pada akhir Oktober 1908. Ketika ia tutup
usia pada 15 Januari 1909, ia meninggalkan karya Misi dari Steyl yang terdiri dari
tiga serikat Misi itu dalam keadaan demikian mantap, sehingga selama
dasawarsa-dasawarsa berikut, kendati menghadapi krisis serta kerugian yang
besar akibat dua perang Dunia dan dalam masa nasional sosialisme, dapat
berkembang terus dan menjadi salah satu dari antara serikat-serikat Misi
terbesar di dalam Gereja.
Rahasia Keberhasilan: Arnold Janssen - Seorang Kudus
Kehidupan dan karya Arnoldus Janssen
memberikan kesan yang demikian kuat, sehingga orang harus berkata: dia telah
melaksanakan sesuatu yang luar biasa. Rasanya sukses-sukses karyanya lebih
mengagumkan, bila orang ingat bahwa sejak masa mudanya dia menunjukkan dengan
jelas batas-batas kemampuan dan batas-batas aslinya. Pada gymnasium di
Gaesdonck dia harus mengulang kelas III. Hal itu bisa dimengerti, karena memang
persiapan pada sekolah rektorat di Goch tidak mencukupi. Tapi dia sendiri
beberapa kali mengakui bahwa di gymnasium itu dia sungguh-sungguh harus
membanting tulang. Tentang itu dia mengungkapkan dalam kenangan-kenangannya
yang didiktekannya kepada P. Reinke. Pada 1902 dia berkata kepada sekretarisnya
P. Jakob Koch: "Sampai sekarang saya tidak mengerti bagaimana sampai
terjadi waktu itu (1849) sehingga saya dapat diterima di Gaesdonck, padahal
saya jauh lebih lemah dari semua yang lain. Dalam hal studi saya sama sekali
tidak pernah cemerlang, hanya satu kali saya sampai mendapat pujian pada
censur, tapi tidak pernah sampai mendapat bonus". Tapi dia berusaha
sungguh-sungguh dan dapat mencapai hasil-hasil yang baik dalam matematika dan ilmu
pengetahuan alam, dan meskipun di bidang bahasa dia tetap lemah, namun sebagai
siswa ektern dia bisa lulus dalam ujian akhir di Münster pada 1855.
Di Bocholt dia adalah seorang yang bekerja
teliti, penuh perhatian, tapi bukan seorang guru yang cemerlang, sebagaimana
kemudian disaksikan oleh banyak di antara siswa-siswanya. Selama hidupnya dia
tetap seorang yang dalam bekerja agaknya lebih lamban dan pelan. Beberapa kali
dia menyatakan rasa kagumnya bahwa P. Blum bias bekerja lebih mudah dan cepat.
Satu hal yang menegaskan penilaian ini ialah juga pendapat yang negatif dari
orang-orang yang mengenalnya, apabila mereka mendengar tentang
rencana-rencananya mengenai pembangunan Rumah Misi.
Bagaimana dapat dijelaskan, bahwa Arnoldus
Janssen kendati batas-batas kemampuannya yang demikian dapat menyelesaikan
dengan cara yang begitu berhasil tugas yang diberikan Allah kepadanya, yakni
mendirikan dan meluaskan karya Misi dari Steyl itu dengan segala tuntutannya? -
P. Hermann Fischer menulis dalam usaha untuk memahami lebih baik pribadi
Pendiri Serikat-serikat Misi dari Steyl itu, yang oleh begitu banyak orang
disalahpahami tapi dikagumi, sebagai berikut: "Kunci untuk mengetahui
watak Arnoldus Janssen yang sulit dipahami itu ialah penalaran dan penilaiannya
yang sangat bersifat asketis. Baginya adalah suatu hal yang hampir kodrati,
bahwa ia melihat dan memperlakukan segala sesuatu yang dihadapinya dari sudut
pandangan adikodrati".
Dengan sesungguhnya, dalam hidup pribadi dan
juga dalam semua rencana dan tindakannya dia adalah pada intinya satu pribadi
yang ditentukan oleh sikap dasar religiusnya. Dia adalah seorang yang sangat
mesra bersatu dengan Allah dan pasrah kepada Allah. Maka kita boleh mengatakan:
dia adalah seorang kudus, sebagaimana diakui oleh Gereja dengan menggelarnya
sebagai Yang Bahagia. Sangat tepat ialah ungkapan tentang pribadi dan karya
Pendiri Serikat-serikat Misi dari Steyl itu juga seperti terdapat dalam judul
sebuah gambar bersuara oleh P. Johann Rzitka SVD: "Seorang yang percaya,
yang berani bertindak", dan dalam judul buku riwayat hidup Arnoldus
Janssen oleh Udo Haltermann "Seorang beriman menempuh jalannya".
Sikap iman yang kokoh itu telah memungkinkan karya Arnoldus Janssen dan telah
menguduskannya di dalam pelaksanaan tugas hidupnya.
ST. ARNOLDUS JANSSEN
PENDIRI TIGA KONGGREGASI
SVD = Societas Verbi Divini = Serikat Sabda
Allah didirikan pada tanggal
8 September 1875 di Steyl, Belanda; sebuah serikat untuk para imam dan
bruder.
SSpS = Congregatio Servarum Spiritus Sancti
= Serikat para Suster Misi Abdi Roh Kudus didirikan pada tanggal 8 Desember 1889 di
Steyl, Belanda.
SSpS Ap = Congregatio Servarum Spiritus
Sancti de Adoratione Perpetua = Serikat para Suster Abdi Roh Kudus Adorasi
Abadi didirikan pada tanggal
8 Desember 1896 di Steyl, Belanda.
|
SVD, sejak awal
berdirinya, dikhususkan oleh St. Arnoldus Janssen
untuk karya misioner di seIuruh dunia, terutama di tempat di mana Injil belum
dikenal. Sasaran misi pertama SVD adalah Cina. Kini SVD telah merentangkan
sayapnya ke lima benua, yaitu Asia, Australia, Amerika, Afrika dan Eropa.
SPIRITUALITAS SVD
SVD mempunyai dua
semangat dasar yang menjadi sumber kekuatan dalam menjalankan seluruh karya
misinya:
1. Spiritualitas
Triniter
Kasih kepada Allah
Tritunggal menjadi fundamen hidup dan kekuatan bagi kerasulan SVD. Inilah inti
pati dan kekuatan guna membantu semua orang dan anggotanya untuk memperoleh
kepenuhan martabat manusia, yakni dalam mengambil bagian hidup komunitas Allah
Tritunggal dalam hubungan yang mesra dan dengan semua manusia dalam Allah
Tritunggal. Hal ini diwujudkan dengan semangat hidup berkomunitas persaudaraan
dan internasionalitas.
2. Spiritualitas
Misioner
Sebagaimana Bapa
mengutus Putra, dan Bapa serta Putra mengutus Roh Kudus, demikian juga SVD
ingin mengambil bagian dalam tugas perutusan, mewartakan Sabda Allah sebagai
seorang misionaris.
BIDANG KARYA SVD
Karya misioner sesuai dengan kharisma SVD. Oleh
karena itu para anggota SVD terjun langsung sebagai pelayan pastoral teritorial
maupun kategorial misioner.
Bidang karya yang
mendapat prioritas utama:
Kerasulan Kitab Suci
Pendidikan dan pembentukan komunitas religius
misioner, termasuk animasi misioner dan pengembangan kesadaran misioner Gereja
universal; dialog antar agama.
Penelitian dan pendidikan misiologis.
Media komunikasi dan media: percetakan,
penerbitan, majalah, surat kabar, radio / TV, studio rekaman.
Keadilan dan perdamaian (JPIC), termasuk karya
pastoral misioner wilayah pinggiran / rintisan; pelayanan kelompok-kelompok
tersisih.
Kerasulan Keluarga.
Pendidikan formal dan non-formal / kejuruan dari
Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi.