Setelah melakukan monitoring kegiatan pembangunan Gereja St. Maria Ratu Damai di Nehas Liah Bing, rombongan Pater Hendrikus Nuwa, SVD, dan Ir. Agus, bersama Pater Thomas, SVD dan Frater Romy Roja, SVD berangkat menuju Samarinda.
Tepat pukul 10.00 wita, rombongan meninggalkan Nehas Liah Bing menuju Samarinda. Perjalanan penuh tantanganpun dimulai. Melalui jalan pintas Desa Diaq Luway, rombonganpun melaju melewati Batu Redi (km-11), Desa Juk Ayak, Kecamatan Telen langsung menuju Long Segar. Tidak ada hambatan berarti dalam perjalanan tersebut, karena rombongan menggunakan kendaraan 4WD. Setibadi Long Segar, perjalanan berganti dengan menggunakan perahu ketinting menuju Desa Batu Ampar.
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dan mulai turun hujan, tantanganpun mulai dari titik start di Batu Ampar. Dengan menggunakan mobil Kijang (kapsul), perjalanan melalui medan sulitpun dilakukan. Sebenarnya kalau kondisinya panas dan jalanan kering tidak ada masalah, ujar Pater Thomas, SVD.
Benar, perjalanan akhirnya terhenti sebentar diantara Batu Ampar dan Mawai. Karena khawatir mobil masuk jurang, Mas Agus yang menyopiri mobil tersebut secara perlahan mencoba menerobos jalur yang licin. Apa mau dikata, medan yang licin, justru memaksa seluruh anggota rombongan keluar dari mobil untuk mendorong mobil. Kondisi jalanan berlumpurpun seolah menjadi sahabat. Tidak peduli badan dan pakaian penuh lumpur, semua berusaha agar kendaraan bisa segera keluar dari jalur tersebut.
Perjuangan akhirnya tidak sia-sia. Walaupun bercampur lumpur, semuanya puas, kendaraan berhasil keluar dari medan berlumpur, dan kembali melaju menuju Samarinda. Rupanya, tidak hanya satu titik jalan yang rusak, masih terdapat beberapa titik lagi didepannya, dan kenyataan yang ditemui adalah lebih parah dari sebelumnya.
Target awal tiba di Samarinda pada sore hari sepertinya meleset. Ternyata Tuhan punya rencana, Kondisi jalan yang kurang bersahabat, penuh kubangan berlumpur, secara perlahan harus dilewati. Rombongan kembali tertahan ketika secara tidak sengaja, karena jalan yang sangat licin, mobil masuk ke kubangan berlumpur.
Kembali, anggota rombongan harus keluar untuk menjadi "tukang dorong" agar mobil bisa keluar dan kembali bisa meluncur menuju Samarinda. Akhirnya setelah beberapa jam berjuang, rombonganpun kembali dapat melanjutkan perjalanan.
Medan yang sulit, dengan letak stasi yang cukup jauh dari Pusat Paroki (Stasi Batu Ampar dan Mawai), seolah menjadi biasa bagi Pater Thomas, SVD, tetapi tentu tidak bagi anggota rombongan lain. Tetapi inilah kondisi jalanan di Kaltim, sebuah daerah yang kaya raya, tetapi belum bisa memberikan sedikit "kepuasan" bagi masyarakatnya. Kondisi jalan selalu sulit dilalui ketika musim penghujan tiba.
Sore telah menjelang ketika rombongan melewati Desa Mawai. Wah, pasti akan tiba malam di Samarinda. Memang, tidak ada hambatan berarti ketika rombongan keluar dari Mawai. Perjalanan melalui HTI Eks-Sumalindo (Sekarang Smart Group), berlangsung mulus, walaupun pada beberapa titik kondisi jalan cukup licin.
Perjalanan yang penuh tantanganpun akhirnya berakhir. Tepat pukul 23.00 Wita, rombongan akhirnya tiba di Keuskupan Agung Samarinda. Pater Thomas, SVD, dan Frater Romy, SVD, yang ikut dalam rombongan tersebut pada awalnya hendak langsung menuju Tenggarong, tetapi karena terlalu lelah akhirnya memutuskan untuk menginap di Keuskupan dan baru melanjutkan perjalanan menuju Tenggarong untuk mengikuti acara perpisahan Pater Kadek, SVD, dan Pater Thomas Bani, SVD yang akan pindah ke tempat tugas baru......
Semoga Tuhan Memberkati..................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar