Nehas, 29/10/11
Kegiatan bhakti lingkungan dalam rangka persiapan untuk menyambut Penutupan Bulan Rosario sedikit terganggu oleh serangan lebah. Umat yang terlibat dalam kegiatan tersebut berhamburan mencari perlindungan saat ribuan ekor lebah “menyerbu” di sekitar lokasi kegiatan.
Pada awalnya tidak ada masalah, tetapi karena adanya asap dari hasil pembakaran di sekitar lokasi Gua Maria, rupanya menjadi sebab dari serbuan lebah tersebut. Kejadiannya berawal saat Frater Romy Rodja, SVD, bersama Chris Djoka, koordinator program Wehea yang bekerja dengan The Nature Conservancy (TNC) kembali dari mengamati sarang Orang Utan yang tidak jauh dari lokasi Gua Maria.
Saat mendekati lokasi gua, tanpa sengaja melewati tempat pembakaran, dan dengan seketika, ribuan lebah menyerang keduanya. Tanpa sempat menghindar, keduanya langsung diserbu lebah-lebah tersebut. Kita tidak tahu kalau disekitar tempat itu ada lebahnya, ujar Frater Romy.
Pada saat bersamaan umat lain yang sedang melakukan kegiatanpun dengan seketika menghentikan kegiatannya dan langsung berhamburan menyelamatkan diri. Nahas bagi Frater Romy dan Chris, ribuan lebah seolah hanya mengejar mereka.
Teriakan agar lari, lepaskan baju, tiarap, dan lain sebagainya seolah tidak menyurutkan “pasukan” lebah menyerang keduanya. Frater Romy sempat melepaskan baju dan berlari untuk mencari tempat yang sedikit aman, sedangkan Chris mencoba bertahan dengan duduk jongkok di depan lokasi gua sambil menutupkan kepalanya dengan sweater. Apes, pasukan lebah seolah tidak mau pergi, puluhan sengatan dibadan dan muka Chris seolah menjadi sasaran empuk bagi pasukan lebah.
Melihat situasi tersebut, Chris terpaksa juga mencari tempat yang sedikit aman, dan mencoba berlari untuk menuju arah sungai. Maksudnya ingin menceburkan diri di sungai tetapi salah jalur. Sementara Frater Rommy telah “berlagak” seperti tentara di medan perang dengan mengambil sikap tiarap sambil menutup kepalanya. Pasukan lebah yang terus mengejar akhirnya membawa Chris untuk mengambil sikap yang sama, tiarap.
Berharap pasukan lebah segera pergi, ternyata tidak, sengatan demi sengatan terus dialami keduanya. Nahas memang, mungkin para pasukan lebah marah karena merasa terganggu saat melalui “rumah” mereka.
Serangan lebah ternyata tidak hanya menyerang kedua orang tersebut, walau dengan jumlah pasukan yang lebih sedikit, beberapa umat ternyata juga mendapatkan hadiah yang sama berupa sengatan dari pasukan lebah.
Bapak Christian Paipinang, bahkan sempat menelepon istrinya yang juga seorang dokter di Puskesmas Wehea II, karena khawatir kedua orang yang diserang secara khusus (Fr. Romy & Chris) oleh pasukan lebah tersebut pingsan.
Puluhan sengatan secara beruntun yang menimpa Chris bahkan benar-benar hampir membuatnya pingsan. Sempat merasa sedikit “goyang” ketika berjalan menuju pintu masuk lokasi gua, ujar Chris.
Setelah turun hujan, beberapa termasuk Chris dan Frater Romy, SVD, kembali lagi menuju lokasi gua untuk membereskan beberapa perlengkapan yang disiapkan untuk perayaan Misa Penutupan Bulan Rosario.
Sekitar pukul 16.00 wita, akhirnya semua umat meninggalkan lokasi Gua Maria, tentunya dengan ragam cerita serta berbagai macam kejadian “lucu” saat menyiapkan perayaan penutupan Bulan Rosario. Serangan lebah benar-benar telah mengganggu persiapan perayaan tersebut, tetapi “show must go on”, dan rencana tersebut tetap akan dilanjutkan. Besok (30/10/11), perayaan Misa Penutupan Bulan Rosario tetap akan kita laksanakan disini, sambil melihat perkembangan cuaca, ujar Pater Thomas, SVD, sesaat sebelum meninggalkan lokasi Gua Maria Pengantara Segala Rahmat.
Semoga Tuhan Memberkati………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar