Nehas Liah Bing, 22/10/11
Diawali sebuah mimpi untuk dapat berkarya secara mandiri, para Suster SSpS di Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing_Wehea_Kutai Timur_Kalimantan Timur_Indonesia, menjatuhkan pilihannya untuk mengembangkan tanaman karet pada lahan (kebun) yang mereka miliki.
Pengembangan kebun karet tersebut bekerjasama dengan Kelompok Letap Hiq dan didampingi oleh satu orang pendamping dari The Nature Conservancy (TNC), sebuah organisasi nirlaba yang berpusat di USA dan bekerja pada Kawasan Konservasi Hutan Lindung Wehea.
Sejak periode Juni 2011, dilakukan beberapa persiapan, diantaranya penyiapan lahan yang dibantu oleh para umat dari Stasi Nehas Liah Bing dan beberapa stasi terdekat, penyiapan bibit yang dibantu oleh Kelompok Tani Letap Hiq Nehas Liah Bing, dan lain-lain.
Suster Louis, SSpS, pada kesempatan penanaman awal tanaman karet mangatakan bahwa, kebun karet yang dikembangkan tersebut kiranya dapat memberikan manfaat dimasa depan dalam karya dan pelayanan sosial di wilayah paroki. Pengembangan karet ini juga sebagai sebuah langkah untuk menuju kemandirian. Kami harus bisa menghasilkan sesuatu yang kiranya menghasilkan, sehingga dapat mendukung kami untuk melaksanakan pelayanan dan karya-karya sosial di paroki ini, lanjutnya.
Ditemani oleh rekan suster lainnya, yaitu Suster Hermine, SSpS, serta dibantu dua anggota Kelompok Letap Hiq, Suster Louis, SSpS dengan penuh semangat melakukan pemancangan ajir serta penanaman tanaman karet pada tanggal 22/10/2011.
Pada penanaman awal tersebut, diharapkan hadir Pastor Paroki (Pater Thomas Sudarmoko, SVD), tetapi beliau berhalangan karena sedang melayani Sakramen Pernikahan di Stasi Reinha Rosari (SP-3 Wahau).
Bantuan Bibit
Pengadaan bibit karet untuk kebun susteran dilakukan oleh Kelompok Letap Hiq Nehas Liah Bing, yang telah dikirimkan sehari sebelumnya (21/10/2011). Lejie Ding, sekretaris kelompok menyampaikan bahwa sebenarnya bibit tersebut telah lama siap, tetapi karena masih menunggu kesiapan lahan, sehingga bibit karet tersebut baru dikirimkan. Ini adalah bentuk dukungan kami terhadap karya para suster di paroki kami, lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Sam Wung, koordinator kelompok juga mengharapkan agar untuk pemeliharaan kebun, para suster dapat meminta bantuan anggota kelompok yang beragama Katholik. Prinsipnya kami selalu siap membantu para suster, karena anggota kelompok kami juga telah mengembangkan tanaman karet selama 3 tahun terakhir, ujar Sam.
Sebanyak 500 bibit telah siap untuk ditanam untuk luasan lahan 1 hektar. Apabila masih kurang, suster dapat menghubungi kami, karena pada tahun 2011 ini, kami masih terus mengadakan penyiapan bibit untuk memenuhi kebutuhan anggota kami yang terus menambah luas tanam karet, demikian disampaikan Lejie Ding.
Sebuah harapan kini menjadi nyata, dari sebuah mimpi untuk memiliki kebun karet sendiri, kini sudah terjawab.
Ini adalah berkat dari Tuhan bagi kami, karena ada banyak pihak yang terlibat membantu dan kami berharap agar kiranya adapa yang telah dikembangkan tersebut dapat memberi manfaat sekaligus sebagai jalan menuju kemandirian, pungkas Suster Lousi, SSpS, sesaat sebelum meninggalkan kebun susteran untuk kembali ke biaranya.
Terima kasih, Semoga Tuhan Selalu Memberkati.....................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar