Gereja St. Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing diresmikan
Uskup Agung Samarinda
Wehea (6/6/12)
Para penari dalam balutan pakaian khas Suku Dayak Wehea
menyatu dalam gerak dan irama, diantara suara musik mendayu, bersama kepakan
bulu burung enggang menghantarkan yang mulia Bapa Uskup Agung Samarinda, Mgr.
Florentinus Sului, MSF, dari bagian hulu kampung menuju lokasi gereja baru yang
akan diresmikan, duduk bak raja dalam sebuah usungan berhias diantara juntaian
pengsut menambah semarak suasana pada sore tanggal 4 Desember 2012.
Sebuah sambutan khas Suku Dayak Wehea menjadi pembuka
sekaligus awal dari beragam prosesi yang akan dilaksanakan selama 2 hari
berturut-turut pada tanggal 5 dan 6 Desember 2012.
Ratusan orang umat memadati dan mengeluk-elukan sang
gembala umat untuk bersukacita bersama umat Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas
Liah Bing, jelang peresmian gereja paroki yang baru.
Setelah lebih setahun, akhirnya, apa yang dinantikan
ribuan umat diseluruh wilayah paroki akhirnya menjadi kenyataan.
Sebuah rangkaian harapan panjang seakan menjadi nyata
dengan kedatangan yang mulia Bapa Uskup Agung Samarinda, dimana kedatangannya
kali ini seolah menjadi pembeda dengan kedatangannya sebelumnya.
Teringat kembali sebuah sambutan luar biasa yang hampir
serupa pada tahun 2007 dalam upacara peletakan batu pertama yang diawali dengan
Misa Syukur pada lokasi yang berbeda.
Menjadi berbeda karena lokasi pembangunan gereja bukan
pada lokasi yang direncanakan sebelumnya, tetapi bergeser ke lokasi yang baru
dan lebih strategis sekaligus menjadi sebuah pintu gerbang menuju Kampung Nehas
Liah Bing.
Nehas Liah Bing, sebuah kampung tua di tepi Sungai
Wehea, sejak tahun 2003 telah ditetapkan menjadi pusat paroki, kini menatap
hari baru.
Kedatangan Uskup Agung Samarinda kali ini adalah dalam
rangka peresmian gedung gereja baru, yang terwujud berkat tangan-tangan para
penderma yang rela membantu, untuk mewujudkan sebuah mimpi besar umat paroki.
Ibadat Ekaristi, awali Peresmian Gereja Paroki
Sejak pagi dinihari (6/12/12), terlihat keseibukan yang
luar biasa dari beberapa kelompok ibu-ibu, baik di rumah-rumah warga di Nehas
Liah Bing, maupun di dapur umum gereja yang baru.
Mereka bergotong-royong untuk membantu menyiapkan
makanan dan minuman yang disajikan kepada seluruh umat yang datang dari
berbagai stasi dalam wilayah paroki, serta para undangan lainnya dari luar daerah.
Langkah-langkah kaki itu perlahan menuju ke sebuah
tempat yang sama, pada sebuah bangunan megah yang hari itu akan diresmikan.
Sekitar pukul 8 pagi, ribuan umat sudah mulai memadati
lokasi gereja paroki yang baru, larut dalam sebuah sukacita mendalam bersama
umat lainnya.
Tepat pukul 9 pagi, Ibadat Ekaristi siap dimulai. Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, seiring
munculnya barisan misdinar yang menghantarkan barisan imam sebanyak 15 orang
yang mendampingi Bapa Uskup Agung Samarinda, Mgr. Floesntinus Sului, MSF yang
akan menjadi konselebrans utama.
Setiba di gerbang gereja, sebuah prosesi kecilpun
dimulai. Acara diawali dengan pengguntingan pita pada pintu gerbang gereja oleh
yang mulia Mgr. Florentinus Sului, MSF, dan selanjutnya diikuti dengan
penyerahan kunci gereja oleh Bapa Uskup kepada Pater Thomas Sudarmoko, SVD,
selaku pastor paroki.
Pasca prosesi itu, ribuan umat langsung memasuki gereja
yang dengan khusus menyiapkan hati dan pikiran untuk bersatu dalam doa dan
ucapan syukur menyambut kehadiran sebuah gereja yang representatif dan telah
lama ditunggu oleh umat paroki.
Diiringi dengan suara musik tradisional khas Suku Dayak
Kenyah dari umat Stasi Long Segar, para penari tradisional menghantarkan
barisan misdinar, para pastor dan Bapa Uskup perlahan memasuki gereja menuju
altar suci untuk mempersembahkan ibadat ekaristi kudus.
Ribuan umat tumpah ruah. Gereja baru yang diharapkan
dapat menampung umat ternyata tetap tidak dapat menampung antusiasme seluruh
umat yang tersebar di 18 stasi untuk bersukacita menyambut kehadiran gereja
baru tersebut, sehingga panitia terpaksa menyiapkan 3 buah tenda cadangan agar
dapat menampung umat yang hadir dalam acara peresmian gereja tersebut.
Upacara Ibadat Ekaristi Kudus yang berlangsung dengan
hikmat akhirnya ditutup dengan berkat pengutusan dari Bapa Uskup Agung
Samarinda, yang sebelumnya ditandai dengan penandatangan prasasti peresmpian
gereja, yang ditandatangani oleh Mgr Florentinus Sului, MSF dan Pater Thomas
Sudarmoko, SVD.
Pater Thomas, SVD, selaku pastor paroki Santa Maria
Ratu Damai mengungkapkan bahwa dalam perjalanan pembangunan gereja tersebut
terdapat banyak tantangan, tetapi dengan berkat Tuhan, akhirnya apa yang
dimimpikan oleh seluruh umat dapat terwujud.
Ditambahkan Pater Thomas, SVD, bahwa dengan kehadiran
gereja baru tersebut, diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan iman umat
Katolik dalam seluruh wilayah paroki dan sekitarnya, dan berharap iman umat
akan semakin dewasa.
Berawal dari rasa pesimis dan bahkan hingga hampir
putus asa, tetapi kemudian berubah menjadi rasa optimisme yang luar biasa
besar, akhirnya, apa yang dimimpikan dapat terwujud.
Masih banyak tantangan yang harus dihadapi dimasa
depan, dan semoga dengan tekad yang sama dalam nama Tuhan, seluruh umat dapat
bersatu padu dalam menjadikan gereja paroki tersebut sebagai pusat pengembangan
iman umat Katolik, dan semoga kelak, dapat lahir dan berumbuh benih iman untuk
menjadi gembala gereja kudus dari tempat ini......Semoga.............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar