Senin, 08 Agustus 2011

Pak Ba, Sang Alkitab Berjalan


S
aya pamit dulu, saya akan pulang ke Diaq Lay, demikian Pak Ba, suatu sore sehabis kegiatan Bhakti Lingkungan KOMKA Stasi Nehas Liah Bing. Dengan apa kesana? Tanya saya. Saya jalan kaki saja, tidak usah repot, saya sudah terbiasa.
Saat itu, pukul 5 sore, berjalan kaki dengan jarak sekitar 8 km, tentunya sekitar pukul 8 malam baru tiba, ujar saya. Ok, begini saja, ini ada kendaraan, nanti diantarkan. Seorang anggota Komka, yang kebetulan memiliki nama yang sama, langsung mengacungkan jarinya untuk mengantar Pak Ba.
Sungguh luar biasa, tadi pagi, dia baru saja mengikuti persiapan penguburan seorang umat yang baru dibaptis menjadi Katholik(Pak Le Ing), yang tentunya datang dengan berjalan kaki, yang ketika mendengar ada bhakti lingkungan KOMKA, tanpa diminta, dia datang dan bergabung bersama rekan-rekan muda.
Pak Ba, pegang mike - dalam acara OMK Paroki (sept-2010)
Mereka perlu selalu diberi dorongan, kata Pak Ba, dalam bahasa Wehea. Kita tidak boleh hanya perintah mereka, tapi mesti terlibat, demikian saya menyimpulkan kalimat dari Pak Ba.
Dalam kesehariannya, kemanapun Pak Ba pergi, seuntai kalung Rosario selalu tergantung di lehernya. Saya sangat mencintai Bunda Maria, ujarnya. Pak Ba, seorang yang taat, selalu berusaha untuk mengingat Maha Pencipta, yang dalam pemahamannya merupakan Yang Maha Tinggi dan yang patut disembah.
Pak Ba, yang selalu mencintai Tuhan Yesus dan Bunda Maria, selalu berbicara dengan gayanya, diselingi senyum kesederhanaannya dan dalam setiap pembicaraan, kadang selalu menyelibkan beberapa ayat dari Alkitab.
Saya merasa sedih, kadang-kadang melihat ada umat Katholik yang tidak punya waktu untuk memuji dan memuliakan Tuhan, demikian tuturnya suatu ketika. Kedalaman penghayatan akan iman terhadap Tuhan Yesus selalu memberinya kekuatan, walaupun harus berjalan kaki sejauh hampir 8 km, tidak menjadikannya sebagai hambatan
Pak Ba, tetaplah Pak Ba, dia tetap seperti biasa, dalam segala kesederhanaannya dan juga kekurangannya, tetapi tetap setia kepada “jalan” yang telah dipilihnya, yaitu mengimani Yesus, dia bagaikan Sang Alkitab berjalan, dan patut menjadi contoh bagi kita semua umat Katholik, untuk menjalani panggilan hidup kita masing-masing.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar