Sabtu, 29 Oktober 2011

Ada Satwa Langka di Lokasi Gua Maria Pengantara Segala Rahmat Kung Beang

Puluhan anggota KOMKA yang sedang mengikuti kegiatan Camping Rohani di kawasan wisata rohani, Gua Maria Pengantara Segala Rahmat Kung Beang_Wehea berhamburan keluar tenda saat melihat Orang Utan yang bergantungan di pohon diatas tenda mereka. Situasi tersebut terjadi pada periode Agustus 2011 lalu.

orang utan yang ditangkap & ditemukan dalam perumahan (dipelihara) perusahaan dekat kung beang (foto istimewa)
Pengalaman tersebut kembali diceriterakan saat kegiatan persiapan Perayaan Penutupan Bulan Rosario di kawasan tersebut. Beberapa anggota KOMKA, mengungkapkan, Orang Utan tersebut diketahui sedang membuat sarang diatas sebatang pohon, dimana dibawahnya terdapat beberapa tenda peserta Camping Rohani. Mengetahui adanya Orang Utan diatas tenda mereka, para peserta berhamburan keluar tenda, sedangkan Orang Utan tersebut berpindah ke pohon yang satunya kemudian terus berpindah ke arah selatan.

Sementara itu, menurut Chris Djoka, Koordinator Program Wehea dari The Nature Conservancy saat dihubungi, menyampaikan bahwa kawasan tersebut memang masih terdapat Orang Utan liar yang terdesak oleh pembukaan areal perkebunan kelapa sawit disekitar kawasan tersebut. Satwa tersebut umumnya bertahan hidup pada beberapa koridor hutan yang masih tersisa ditengah himpitan bukaan lahan baru.

kawasan hutan di lokasi Gua Maria Kung Beang
Menurut hasil penelitian oleh para volunteer dari sebuah lembaga yang berpusat di Jakarta yang dilaksanakan pada tahun 2010, masih banyak ditemukan sebaran Sarang Orang Utan di kawasan tersebut, termasuk disisi utara gugusan Gunung Kung Beang, hingga ke jembatan-1 dan jembatan-2. Mereka bahkan menemukan beberapa Orang Utan liar yang terjepit pada koridor hutan di sekitar jembatan-1 yang berbatasan langsung dengan areal perkebunan, serta beberapa tempat lain di sekitar kawasan Kung Beang.

Ini adalah sebuah ancaman besar bagi kelestarian satwa tersebut, dan apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat, maka akan terjadi "konflik" antara manusia, perusahaan dan Orang Utan. Seharusnya, perusahan terdekat dengan kawasan-kawasan yang masih terdapat Orang Utan perlu berkoordinasi dengan instansi berwenang, dalam hal ini BKSDA serta beberapa lembaga yang juga sangat consern dengan upaya perlindungan Orang Utan, ujar Chris. Selain itu, terkadang ada perusahaan yang "secara sengaja" menganggap Orang Utan sebagai hama, sehingga membuat kebijakan untuk "menghabisi" satwa tersebut apabila ditemukan didalam kebun atau areal perusahaan, dan biasanya orang-orang tersebut dibayar oleh perusahaan tersebut. Apabila terjadi, ini adalah sebuah pelanggaran berat bila ditinjau dari aspek lingkungan, dan perlu diketahui pula bahwa saat ini, keberadaan Orang Utan sudah mulai langkah dan sangat terancam.

Terkait dengan keberadaan kawasan wisata rohani Gua Maria Pengantara Segala Rahmat Kung Beang, serta dengan ditemukannya Orang Utan dalam kawasan tersebut, memberi bukti, bahwa upaya yang dilakukan untuk turut menyelamatkan kawasan tersebut, telah memberikan ruang atau koridor khusus bagi kelanjutan hidup satwa langka tersebut. Hanya, sayangnya, luasan kawasan tersebut sangat terbatas, sehingga ancaman, terutama bagi satwa seperti Orang Utan, juga menjadi sangat tinggi, dan ini perlu menjadi perhatian bagi semua pihak, dalam upaya penyelamatan satwa langka tersebut dari kepunahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar