Seperti halnya desa-desa Wehea lainnya di bantaran Sungai Tlan, pemukiman masyarakat Desa Bea Nehas telah mengalami beberapa perpindahan, yang sebelumnya terletak pada bagian hulu sungai disebut Long Jenew, hingga ke lokasi saat ini.
Seperti halnya pada komunitas masyarakat adat Wehea di desa-desa Wehea lainnya, mayoritas masyarakat di Desa Bea Nehas merupakan penganut Katholik, sehingga dalam perkembangannya, dibuatlah sebuah stasi di desa tersebut, yaitu Stasi Santo Petrus Bea Nehas.
Menurut Pak Aleks, salah satu pendamping awam sekaligus pengajar dan bertugas di desa tersebut menyampaikan bahwa total pemeluk Katholik di Stasi tersebut berjumlah lebih dari 600-an jiwa. Kurang lebihnya seperti itu, karena kita belum melakukan pendataan ulang untuk up date data bagi paroki, ujar Aleks.
Sebagai sebuah stasi, Stasi Santo Petrus Bea Nehas merupakan stasi dengan jumlah umat terbanyak kedua setelah Stasi Pusat Nehas Liah Bing, terutama untuk stasi-stasi yang mayoritas masyarakatnya berasal dari Etnik Dayak Wehea.
Sementara untuk pelayanan pastoral di stasi tersebut dibantu oleh para suster dari Kongregasi SSpS (Komunitas Sanctissima Trinitas Nehas Liah Bing) dan biasa melayani disana adalah Suster Louis Maria SSpS yang juga dibantu oleh Pak Aleks.
Perkembangan jumlah umat yang semakin meningkat menciptakan sebuah tantangan baru, terutama dari aspek pelayanan pastoral ke stasi tersebut, demikian disampaikan Pak Aleks. Kami melakukan beragam kegiatan bersama umat stasi terutama bagi kelompok anak-anak dan remaja. Umumnya mereka cukup gembira telah dilibatkan dalam berbagai kegiatan paroki, ujar Pak Aleks.
Dimasa depan, tantanganpun tentunya akan semakin besar dalam perkembagan Stasi Santo Petrus, terutama dengan masuknya investasi di sektor pertambangan, dimana saat ini, Desa Bea Nehas menjadi pusat kegiatan dari PT. IndoRAK (MEC Group).
Masuknya investasi, tentunya juga akan menimbulkan beragam dampak, baik dampak positif maupun negatif, demikian seperti disampaikan salah seorang umat stasi. Kami tidak tahu apakah dimasa depan, kampung kami ini masih ada, atau mungkin akan dipindahkan kemana.
Sebuah tantangan besar dimasa depan, yang tentunya harus disikapi segera dengan langkah-langkah strategis untuk menghadapi perubahan-perubahan itu sendiri.
menarik dengan informasi dari pedalaman kaltim....semoga bisa update terus...salute...
BalasHapus